"Huwallazii arsala rasulahuu
bilhudaa wa diinilhaqqi, liyuzh-hirahuu alad-diini kullihi walaw karihal-musyrikuwn"
Dialah [Allah] yang mengirimkan
Rasul-Nya dengan petunjuk dan dengan agama yang benar supaya Dia menyebabkannya
menang atas semua agama, betapapun orang-orang musyrik tidak akan menyukai
(As-Shaf:10).
Ayat ini mengisyaratkan pada kemenangan
Islam atas seluruh agama lainnya. Dan kemenangan tsb. dipakukan dibawah bendera
Tauhid. Sebab Tauhid lah yang dapat mempersatukan seluruh umat manusia. Dan
Tauhid itu sendiri merupakan ruh Islam. Kesempurnaan Syariat Islam telah
terjadi di masa dan di tangan Rasulullah saw. 14 abad yang silam. Namun kesempurnaan
penyebaran Syariat Islam, seperti yang diisyaratkan oleh Allah Ta'ala
dan Rasulullah saw., adalah pada masa dan di tangan tokoh yang dijanjikan sebagai
Masih Mau'ud dan Imam Mahdi
"Huwallazii ba'atsa fil-ummiyyina
rasulanm-minhum yatluw alaiihim aayaatihii wayuzakkiihim wayu'allimuhumul-kitaaba
wal-hikmah, wain kaanuw min-qoblu lafii dholalinm-mubiin. Wa'aakhoriina minhum
lammaa yalhaqquw bihim wahuwal-aziizul hakiim"
Dialah [Allah] yang telah mengutus
di tengah-tengah bangsa yang buta huruf seorang rasul dari antara mereka sendiri,
yang membacakan kepada mereka Tanda-tanda-Nya, mensucikan mereka, dan mengajarkan
kepada mereka Kitab dan Hikmah, walaupun sebelumnya mereka berada dalam kesesatan
yang nyata. Dan Dia akan membangkitkannya di tengah-tengah suatu golongan
lain dari antara mereka, yang belum pernah bergabung dengan mereka. Dan, Dia-lah
Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana. (Al-Jumu'ah:3-4).
Ayat ini mengisyaratkan pada kebangkitan
rohaniah Rasulullah saw. (the second spiritual advent) dalam wujud seseorang
yang menyatu sepenuhnya dengan beliau dan merupakan cerminan rohaniah atau bayangan
kamil Rasulullah saw., namun belum pernah tergabung dalam para pengikut semasa
beliau hidup. Isyarat di dalam ayat ini dan di dalam hadis Nabi saw. yang termasyhur
tertuju kepada pengutusan Rasulullah saw. sendiri untuk kedua kali dalam wujud
Masih Mau'ud di akhir zaman.
Jemaat Ahmadiyah adalah suatu gerakan
dalam Islam yang didirikan oleh Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as. pada tahun 1889,
atas perintah Allah Ta'ala. Ahmadiyah bukanlah suatu agama. Agamanya adalah
ISLAM. Jemaat Ahmadiyah menjunjung tinggi Kalimah Syahadat "Laa ilaha
Illallah, Muhammadur-rasulullah". Jemaat Ahmadiyah bersaksi bahwasanya
tiada tuhan melainkan Allah dan Muhammad itu adalah rasul Allah.
Jemaat Ahmadiyah menjunjung tinggi
kitab suci Al-Quran sebagai Kitab Syariat terakhir yang paling sempurna, hingga
kiamat.
Jemaat Ahmadiyah menjunjung tinggi
Sayyidina Muhammad Mustafa Rasulullah shallallahu alaihi wa'aalihi wassallam
sebagai Khataman-nabiyyiyn yang merupakan penghulu dari sekalian nabi
dan nabi yang paling mulia. Beliau adalah nabi pembawa syariat terakhir. Penutup
pintu kenabian tasyri'i. Tidak ada lagi nabi pembawa syariat baru sesudah
Rasulullah saw..
Nama Ahmadiyah berasal dari
nama sifat Rasulullah saw. -- Ahmad (yang terpuji). Yakni yang
menggambarkan suatu keindahan/kelembutan. Zaman sekarang ini adalah zaman penyebar-luasan
amanat yang diemban Rasulullah saw. dan merupakan zaman penyiaran sanjungan
pujian terhadap Allah Ta'ala. Era penampakkan sifat Ahmadiyah Rasulullah
saw.. (Da'watul Amir, M.Bashiruddin Mahmud Ahmad, edisi terj.Bhs.Indonesia,
1989,h.2)
Tujuan Jemaat Ahmadiyah adalah
Yuhyiddiyna wayuqiymus-syariah. Menghidupkan kembali agama Islam, dan
menegakkan kembali Syariat Qur'aniah.
Dalam arti yang lebih mendalam
adalah untuk menghimbau ummat manusia kepada Allah Ta'ala dengan memperkenalkan
mereka sosok sejati Rasulullah saw., dan menciptakan perdamaian serta persatuan
antar berbagai kalangan manusia. Ahmadiyah berusaha menghapuskan segala kendala
yang timbul karena perbedaan ras dan warna kulit sehingga umat manusia dapat
bersatu dan mengupayakan perdamaian semesta.
Kami beriman bahwa Allah itu Mahaesa
dan tidak mempunyai sekutu dalam zat-Nya maupun dalam sifat-sifat-Nya, dan tidak
dilahirkan maupun melahirkan. Dia bebas dari segala jenis kekurangan dan kelemahan
dan sempurna di dalam segala sifat-Nya. Dia mengabulkan doa-doa para hamba-Nya
dan membantu mereka dalam memenuhi segala keperluan mereka. Nikmat-nikmat-Nya,
baik secara materi ataupun rohani, tidak terbatas, dan tidak hanya dilimpahkan
kepada suatu bangsa atau kaum tertentu. Jemaat Ahmadiyah menganggap sebagai
kewajibannya untuk mengimbau umat manusia menerima Tauhid Ilahi, sebab, penerimaan
Tauhid Ilahi dapat mewujudkan perdamaian dan persatuan diantara umat manusia.
Kami percaya bahwa semua agama
besar pada awalnya mempunyai landasan kebenaran dan masih mengandung banyak
nilai keindahan. Kami menolak dan menyangkal sikap yang menyatakan bahwa tidak
ada agama selain agamanya sendiri yang mengandung suatu kebenaran atau nilai
keindahan. Kendatipun demikian, kami menganggap sebagai kewajiban kami untuk
mengumandangkan bahwasanya Islam mengandung tuntunan Samawi dengan bentuknya
yang utuh dan sempurna guna membimbing umat manusia mencapai hubungan kedekatan
dengan Allah Ta'ala.
Kami menjunjung tinggi kebebasan
suara hati lebih dari segala kemerdekaan dan sebagai hak-hidup setiap makhluk
manusia. Kami memandang tidak ada dosa yang begitu keji seperti tindakan paksa
atau kekerasan dalam urusan agama. Kami memandang haram untuk berperang atau
memerangi pemerintah atau bangsa yang memberi kemerdekaan penuh kepada penyuaraan
kata hati dan agama orang-orang yang menghuni wilayah-wilayahnya. Kami memandang
orang-orang Islam yang mensahkan perang disebabkan perbedaan dalam urusan agama
adalah sebagai kesalahan besar dalam memegang akidah yang sama-sekali tidak
sesuai dengan jiwa agama Islam yang hakiki ini.
Kami menganggap sebagai kewajiban
agama yang pokok untuk mentaati sepenuhnya undang-undang dan peraturan pemerintah
tempat kami bernaung. Kami memandang pemberontakan dan pembangkangan terhadap
pemerintah yang berkuasa sebagai sesuatu yang sama-sekali tidak dibenarkan dan
bertentangan dengan ajaran Islam. Kami memegang prinsip ini dengan seteguh-teguhnya
dimana pun kami berada.
Kami percaya bahwa janji Tuhan
yang diberikan-Nya kepada umat manusia melalui semua agama besar mengenai turunnya
seorang nabi di akhir zaman telah menjadi kenyataan di dalam diri Hz.Mirza Ghulam
Ahmad as., pendiri Jemaat Ahmadiyah. Beliau adalah Almasih yang ditunggu-tunggu
oleh umat Kristen; Imam Mahdi yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam; dan Krishna
yang dinanti-nantikan oleh umat Hindu. (Dikutip dari: Akidah Dan Tujuan Jemaat
Ahmadiyah; Suvenir Peringatan Seabad Gerhana Bulan & Gerhana Matahari
1894-1994, Jemaat Ahmadiyah Indonesia, 1994, h.46-47).
Hz.Mirza Ghulam Ahmad berasal dari
suatu rumpun keluarga yang merupakan pendatang dari Samarqand, sebuah kota di
Asia Tengah. Nenek-moyang beliau hijrah dari Samarqand menuju Punjab, India
pada awal abad keenambelas, di masa kekuasaan Emperor Babar dari Dinasti Moghul.
Mereka memohon untuk dapat berkhidmat kepada dinasti tsb. dan mendapat kepercayaan
di kawasan Punjab. [Lihat karangan-karangan Lepel H. Griffin: The Punjab
chiefs (Lahore,1865),h.380-381; The Panjab chiefs (edisi baru, Lahore,1890),vol.2,h.49-50;
Chiefs and families in the Panjab..., dikoreksi dan direvisi oleh W.L.Conran
dan H.D.Craik (Lahore,1910),vol.2,h.40-41. Tentang silsilah keturunan keluarga
tsb. lihat: Revised pedigree tables of the families mentioned in Griffin's
"Punjab chiefs" and Massy's "Chiefs and families of note in
the Punjab" (Lahore,1899),h.76. Sumber:Prophecy Continuous,
Yohanan Friedmann, University of California Press, 1989,h.2]
Beliau adalah keturunan dari Haji
Barlas, yang merupakan paman Amir Timur. Timur berasal dari suku Barlas yang
terkenal dan yang menguasai kawasan Kish selama 200 tahun. Kawasan ini pada
zaman dahulu dikenal dengan nama Sogdiana, yangmana ibukotanya adalah Samarkand.
Mereka adalah suku yang berakar dari Persia. Kata Samarkand itu sendiri berasal
dari Bhs.Farsi. Barlas juga demikian, artinya: pemuda gagah berani dari kalangan
terhormat. Mirza Hadi Beg memimpin hijrah dari Samarkand tsb. menuju Punjab,
India, dengan membawa rombongan sekitar 200 orang. Mereka membangun sebuah perkampungan
yang tidak begitu jauh dari sungai Bias, dan menamakannya Islampur. Emperor
Babar memberikan kepada beliau kawasan yang mencakup ratusan perkampungan. Dan
beliau ditunjuk sebagai Qazi disana. Sehingga kampung kediaman beliau
itu dikenal dengan nama Islampur Qazi. Akhirnya nama ini tinggal Qazi
dan lebih dikenal dengan sebutan Qadi yang kemudian menjadi Qadian.
(Lihat: Life of Ahmad, A.R.Dard, Tabshir Publication, 1948,vol.1,h.7-8)
Hz.Mirza Ghulam Ahmad dilahirkan
kembar di Qadian pada tahun 1835. Saudara kembar beliau (perempuan) wafat beberapa
hari setelah lahir. (Lihat: Life of Ahmad, A.R.Dard, Tabshir Publication,
1948,vol.1,h.27)
Semenjak kecil beliau tidak pernah
belajar di sekolah/madrasah ataupun suatu institusi pendidikan formal. Pada
usia sekitar 7 tahun (sekitar thn.1841) beliau dididik oleh seorang guru privat
yang bernama Fazl Ilahi. Ia seorang penduduk Qadian dan penganut mazhab Hanafiah.
Ia mengajarkan Al-Quran dan beberapa dasar buku pelajaran bahasa Farsi. Pada
usia 10 tahun Hz.Mirza Ghulam Ahmad dididik oleh guru privat bernama Fazl Muhammad.
Ia berasal dari Feroze-wala, Gujran-wala, dan dari kelompok Ahli-Hadis. Ia mengajarkan
dasar-dasar tata-bahasa Arab. Dan pada usia 17 atau 18 tahun beliau dididik
oleh seorang guru Shiah, bernama Gul Ali Shah. Guru ini mengajarkan lebih lanjut
tata-bahasa Arab dan juga mantik/logika. Selain itu ayah beliau adalah seorang
tabib yang mahir, maka beliau pun memperoleh pendidikan dalam bidang ilmu ketabiban
ini. Dan beliau mempunyai kecenderungan banyak menelaah buku-buku. Terutama
dari perpustakaan keluarga yang masih terpelihara sejak turun-temurun. (Lihat:
Sirrul-Khilafa, Mirza Ghulam Ahmad, Amritsar,1894,h.7; Life ofAhmad,
A.R.Dard, Tabshir Publication, 1948,vol.1,h.29; Prophecy Continuous,
Yohanan Friedmann, University of California Press, 1989,h.3)
Banyak perubahan dan pergolakan
sosio-politik dunia pada masa-masa itu. Imperialisme Barat menampakkan warnanya.
Inggris Raya sedang jaya-jayanya hampir di seluruh belahan bumi ini. Namun sejauh
yang berkaitan dengan masalah agama Kerajaan Inggris memberikan jaminan kebebasan
beragama, khususnya dalam toleransi beragama. Yaitu dengan disahkannya rancangan
undang-undang Emansipasi Katolik (Catholic Emancipation Bill) pada tahun
1829, yangmana dasarnya adalah penghapusan diskriminasi dalam perkara-perkara
sipil dan kesama-rataan dalam hak-hak politis.
Banyak hal yang merubah pola pikir
dan cara hidup dunia. Rancangan pembuatan terusan Suez sudah mulai dijajaki
semenjak tahun 1833. Dan Terusan Suez itu selesai dibuat pada tahun 1865. Mesin
cetak plat baja sudah ditemukan pada akhir abad ke-18. Dan mesin cetak praktis
yang menggunakan tenaga uap pertama kali diproduksi dan digunakan pada tahun
1814. Kenderaan-kenderaan atau alat-alat transportasi praktis yang menggunakan
tenaga uap dirancang pada tahun 1802, dan pada tahun 1824 sudah banyak yang
beredar dengan sukses. Daimler menemukan internal-combustion-motor pada tahun
1885 yang menggunakan minyak/petroleum spirit. Kapal uap pertama mulai menjelajahi
jarak antara Liverpool dan Glasgow pada tahun 1815. Jaringan kereta-api pun
mulai dibuka di Inggris pada tahun 1825. Electric telegraphy mulai digunakan
pada tahun 1820 sebagai sarana komunikasi antar berbagai tempat di seluruh dunia.
Mesin elektro-magnetik mulai digunakan pada tahun 1832. Pada tahun 1846 telah
ditemukan sistim anaesthetik. Dan sistim antiseptik dalam perawatan luka mulai
diakui pada tahun 1867. Penelitian Pasteur tentang teori kuman pada penyakit-penyakit
infeksi dimulai pada tahun 1850. Dan malaria serta tuberculosis ditemukan pada
tahun 1880. Penggunaan listrik secara komersial untuk sarana penerangan telah
dimulai pada tahun 1879. Dan telephone ditemukan pada tahun 1876. Demikian pula
X-ray ditemukan pada tahun 1895. Ringkasnya banyak sekali penemuan-penemuan
baru yang mengubah pola pikir dan pola hidup manusia. (Life of Ahmad,
A.R.Dard, Tabshir Publication, 1948,vol.1,h.20-24)
Selain itu di bidang keagamaan,
missi-missi Kristen mulai bergerak dengan gencarnya di seluruh dunia semenjak
tahun 1804, khususnya ketika British & Foreign Bible Society terbentuk.
(Life of Ahmad, A.R.Dard, Tabshir Publication, 1948,vol.1,h.20-24)
Bahkan kurun waktu antara tahun
1815 hingga 1914 telah ditetapkan oleh kelompok Kristen sebagai The Great
Century of World Evangelization (Abad Agung Penginjilan Dunia). Dan anak-benua
India merupakan sebuah sasaran yang dijadikan sebagai proyek besar bagi gerakan
penginjilan/kristenisasi itu. Dan jutaan orang masuk ke dalam agama Kristen
melalui gerakan-gerakan missionaris Kristen disana. Misalnya: missi-missi Kristen
dari Inggris antara lain Methodists masuk ke India pada tahun 1819; Scottish
Presbyterians masuk pada tahun 1823. Sedangkan missi-missi Kristen dari
Amerika antara lain: Congregationalist (American Board) masuk
ke India pada tahun 1810; Presbyterians pada tahun 1834; Baptists
pada tahun 1836; Lutherans pada tahun 1840; dan Methodists pada
tahun 1856. Kemudian German Gossner Mission masuk pada tahun 1839. Dan
Scandinavian Lutherans pada tahun 1867. Dan uniknya Ratu Victoria memproklamirkan
kebebasan beragama serta sikap tidak memihak Kerajaan Inggris Raya pada suatu
agama, di India pada tahun 1858. (Lihat: World Christian Encyclopedia,
David B.Barrett, Oxford,1982,p.23-30)
Bersamaan dengan itu di anak-benua
India pun bermunculan kelompok-kelompok Neo-Hindu yang gencar menghadapi perkembangan
zaman. Diantaranya yang paling militan dan agressif adalah sekte Arya Samaj(Aryan
Society) yang didirikan pertama kali pada tahun 1875 di Bombay oleh Swami Dayananda
Saraswati (1824-1883). Ini adalah suatu gerakan yang ingin mengembalikan kemurnian
agama Hindu dan menampilkannya sebagai suatu kebanggaan nasional India. Swami
Dayananda Saraswati ini mulai mengembangkan ajaran Neo-Hindu-nya sejak tahun
1865. Alirannya banyak menentang pemahaman-pemahaman Hindu Brahma yang ortodox.
Selain itu mereka melancarkan serangan besar-besaran terhadap Kristen maupun
Islam. Swami Dayananda Saraswati yang digelari "Hindu Luther"
oleh penentangnya, juga menulis sebuah 'Bible' Arya Samaj yang bernama Satyarth
Prakash, yang berisikan penafsiran/terapan-terapan ayat Veda yang menggambarkan
sikap Hindu terhadap agama-agama lainnya dan terhadap permasalahan-permasalahan
sosial kontemporer. Sekte ini berkembang menjamur di India dengan cepat, khususnya
di wilayah Punjab. (Lihat:The Raj, India & the British 1600-1947,
C.A.Bayly, National Potrait Gallery Publications, London,1990,p.305-306; Life
of Ahmad, A.R.Dard, Tabshir Publication, 1948,vol.1,h.61; Arya Dharm:
Hindu consciousness in 19th century Punjab, Kenneth W.Jones, Univercity
of California Press, Berkeley and Los Angeles, 1976; Prophecy Continuous,
Yohanan Friedmann, University of California Press, 1989,foot note p.4)
Kondisi Islam pada saat itu benar-benar
menyedihkan. Di satu sisi gerakan Kristenisasi sedang gencar-gencarnya berjalan
di India dan menarik ratusan ribu orang masuk ke dalam agama Kristen dan di
sisi lain serangan-serangan pihak Hindu terhadap Islam, Al-Quran dan terhadap
wujud suci Nabi Muhammad Mustafa saw..
Kondisi inilah yang banyak mewarnai
kehidupan awal daripada Hz.Mirza Ghulam Ahmad as.. Beliau banyak menelaah literatur-literatur
yang berkaitan dengan agama-agama tersebut. Beliau secara personal banyak terlibat
dalam upaya-upaya untuk membela Islam dari serangan-serangan di kedua arah tsb..
Disamping itu beliau sendiri mengalami perkembangan rohaniah.
Sejak tahun 1872 Hz.Mirza Ghulam
Ahmad as. sudah giat membela Islam membalas serangan-serangan dari kelompok
Kristen dan kelompok Hindu khususnya Arya Samaj dan Brahmu Samaj. Beliau banyak
menulis artikel-artikel berkenaan dengan itu di berbagai media massa. Antara
lain jurnal Manshur Muhammadi yang terbit dari Bangalore, Maysore, India
Selatan, setiap 10 hari sekali. Kemudian pada beberapa surat-kabar yang terbit
dari Amritsar a.l: Wakil; Safir Hind; Widya Prakash; dan Riaz Hind.
Demikian pula pada Brother Hind (Lahore), Aftab Punjab (Lahore),
Wazir Hind (Sialkot), Nur Afshan (Ludhiana) dan Isyaatus-Sunnah
(Batala). Begitu juga pada Akhbar-e-Aam (Lahore). (Lihat: Ahmadiyyat,
The Renaissance of Islam, Muhammad Zafrullah Khan, Tabshir Publications,
London,1978,h.16; Life of Ahmad, A.R.Dard, Tabshir Publication, 1948,vol.1,h.63)
Melihat serangan terhadap Islam
semakin menjadi-jadi, dan tidak ada upaya berarti yang dilakukan oleh pemuka-pemuka
Islam, maka berdasarkan bimbingan dari Allah Ta'ala, Hz.Mirza Ghulam Ahmad as.
mulai menulis buku Barahiin Ahmadiyya. Jilid 1 dan 2 diterbitkan pada
tahun 1880; jilid 3 terbit pada tahun 1882; dan jilid 4 pada tahun 1884. Intinya
beliau memaparkan bukti-bukti keunggulan dan hidupnya agama Islam serta ketinggian/kemuliaan
Kitab Suci Al-Quran dan Rasulullah saw. sebagai perbandingan dengan agama Hindu,
Kristen dan agama-agama lainnya.
Pada jilid pertama beliau
lebih memfokuskan pada balasan serangan terhadap ajaran Arya Samaj yang menghina
Rasulullah saw., Nabi Isa as., dan Nabi Musa as. serta yang menuduh kitab-kitab
suci para nabi tsb. adalah palsu. Disamping itu beliau menyerang akidah Arya
Samaj yang menyatakan bahwa ruh tidak diciptakan oleh Tuhan, melainkan telah
ada dengan sendirinya sejak awal-permulaan. (Barahiin Ahmadiyyah, Rohani
Khazain vol.1,h.72; Life of Ahmad, A.R.Dard, Tabshir Publication,
1948,vol.1,h.70)
Jilid kedua masih berkenaan dengan
akidah-akidah Arya Samaj. Kemudian mengenai kedudukan dan perlunya wahyu. Mengenai
keunggulan Kitab Suci Al-Quran atas kitab-kitab agama lainnya. Dan juga beliau
menekankan kaidah dasar pembuktian kebenaran suatu agama yang harus berdasarkan
pada kitab suci yang diakui oleh agama itu sendiri. Pada jilid ketiga
beliau merinci keindahan dan kemuliaan Al-Quran. Beliau menjawab serangan-serangan
yang ditujukan kepada Al-Quran. Dan beliau menyatakan bahwa beliau menerima
wahyu-wahyu dari Allah Ta'ala dan beliau bersedia untuk membuktikan kebenarannya.
Pada jilid keempat beliau membahas tentang bentuk asli bahasa umat manusia;
tentang kedudukan mukjizat dan pentingnya nubuatan-nubuatan/ khabar-ghaib seorang
nabi berkenaan masa mendatang. Beliau memaparkan konsep-konsep agama Budha,
Kristen dan Hindu Arya Samaj tentang Tuhan, dan membuktikan keunggulan ajaran
Islam. Dan kitab-kitab Yahudi pun beliau paparkan sebagai perbandingan dengan
Al-Quran. (Life of Ahmad, A.R.Dard, Tabshir Publication, 1948,vol.1,h.70-76)
Salah satu aspek yang sangat beliau
tekankan dan beliau tampilkan sebagai bukti tetap hidupnya agama Islam hingga
hari Kiamat adalah adanya hubungan komunikasi yang hidup antara Tuhan dengan
hamba-hamba-Nya. Beliau paparkan sendiri pengalaman-pengalaman rohaniah beliau
dalam bentuk wahyu, ilham, rukya-rukya, maupun kasyaf.
Sebelumnya, Hz.Mirza Ghulam Ahmad
tidak begitu dikenal. Dan beliau berjuang sendirian. Namun setelah penerbitan
buku Barahiin Ahmadiyyah, keadaan menjadi berubah dan beliau mulai dikenal
dan tampil secara terbuka. Barahiin Ahmadiyyah mendapat sambutan yang
sangat besar dari kalangan umat Islam. Buku ini telah menimbulkan suatu kejutan
dan gejolak revolusi besar bagi pihak-pihak non-Islam maupun bagi kalangan Islam
sendiri. Para pemuka Islam yang tadinya telah kehilangan nyali, seolah-olah
mendapatkan seorang pembela Islam yang ulung sehingga mereka serentak berdiri
di belakang beliau mendukung, dalam menghadapi serangan-serangan pihak non-Islam.
Berikut ini beberapa kutipan sambutan dan dukungan tokoh-tokoh Islam India pada
masa itu.
Mlv.Muhammad Hussein Batalvi, seorang
tokoh terkemuka dari kelompok Ahli Hadis di India, banyak memberikan sanjungan
terhadap buku Barahiin Ahmadiyyah maupun terhadap penulisnya. Beliau
ini adalah seorang tokoh yang sangat mendukung perjuangan Hz.Mirza Ghulam Ahmad
a.s. pada mulanya, namun pada akhirnya beliau berubah menjadi penentang keras
beliau as.. Di dalam salah satu risalahnya, Mlv.Muhammad Hussein Batalvi menuliskan
kesaksian beliau tentang buku Barahin Ahmadiyah:
"Menurut pendapat saya --
pada zaman sekarang dan sesuai kondisi yang berlaku -- buku ini adalah sedemikian
rupa, yangmana sampai saat ini di dalam Islam tidak ada bandingannya yang
telah ditulis, dan tidak pula ada khabar di masa mendatang.... Penulisnya
pun -- dalam hal memberikan bantuan kepada Islam dari segi harta, jiwa, tulisan
maupun lisan -- sangat teguh dan kukuh pada langkah-langkahnya. Sehingga sangat
sedikit ditemukan contoh yang seperti beliau, walau dari kalangan umat Islam
terdahulu sekali pun..." (Risalah Isyaatus-Sunnah jld.7, no.6-11;
Swanah Fazl Umar, Jld.I, hal.20)
Kemudian berikut ini ulasan dari
seorang tokoh sufi terkenal di India yang berasal dari Ludhiana. Yaitu Hz.Sufi
Ahmad Jaan r.a.. Banyak murid maupun pengikut beliau yang menjadi tokoh-tokoh
pemuka agama Islam saat itu. Sang sufi ini menuliskan ulasan tentang buku Barahiin
Ahmadiyyah di dalam sebuah selebaran beliau yang berjudul Isytihar Wajibul
Izhar:
"Di zaman abad ke empatbelas
telah berkecamuk sebuah tofan kebobrokan di dalam setiap agama. Seperti yang
dikatakan orang: orang-orang kafir baru banyak bermunculan, dan orang-orang
Islam baru pun banyak bermunculan. Tidak diragukan lagi, diperlukan sebuah
buku dan seorang mujaddid seperti Barahiinn Ahmadiyah serta penulisnya
Maulana Mirza Ghulam Ahmad Sahib. [Yaitu] yang dengan berbagai cara siap untuk
membuktikan da'wah Islam atas para penentang. Beliau bukanlah berasal dari
kalangan ulama maupun cendekiawan umum. Melainkan secara khusus [datang] untuk
tugas ini sebagai utusan dari Allah; penerima ilham dan yang bercakap-cakap
dengan Allah.... Sang penulis adalah mujaddid, mujtahid, muhaddats bagi abad-keempat
belas ini, dan merupakan seorang yang kamil dari kalangan umat ini. Hadis
Nabawi ini pun mendukung beliau: 'Ulama ummati kalanbiyaa Bani Israil'...
Wahai para penelaah! Dengan niat yang benar serta dengan semangat kebenaran
yang sempurna saya menyampaikan hal ini, bahwa tidak diragukan lagi bahwasanya
Mirza Sahib adalah mujaddid era ini. [Beliau merupakan] 'pedoman' bagi para
pencari jalan [kebenaran]; matahari bagi orang-orang yang berhati batu; penunjuk
jalan bagi orang-orang yang sesat; pedang nyata bagi para pengingkar Islam;
hujjah sempurna bagi para pendengki. Yakinilah bahwa tidak akan datang lagi
masa yang seperti ini. Ketahuilah, bahwa masa ujian telah tiba. Dan Hujjah
Ilahi telah tegak. Dan bagaikan matahari jagat raya, telah diutus seorang
Haadi Kamil (pemberi petunjuk yang sempurna), supaya ia menganugerahkan nur
kepada orang-orang yang benar dan mengeluarkan [mereka] dari kegelapan dan
kesesatan. Serta akan menghujjat para pendusta". (Swanah Fazl Umar,
jld.I, hal.21-22)
[Kembali ke Atas]
Banyak dari kalangan umat Islam
yang berkeinginan untuk menjadi murid beliau dan meminta agar beliau mau menerima
bai'at mereka.
Pada bulan Maret 1882 pertama kali
Hz.Mirza Ghulam Ahmad memperoleh perintah dari Allah Ta'ala bahwasanya beliau
dijadikan Ma'mur Minallah (Utusan Allah). Dari itu juga beliau menyatakan
diri sebagai Mujaddid. Wahyu ini beliau terbitkan di dalam Barahiin
Ahmadiyyah jilid I edisi pertama pada cat.kaki pd.cat.kaki hal.238. (Adapun
bunyi wahyu tsb. adalah: "Qul inny umirtu wa'anaa awwalul-mu'miniyn
-- [Katakanlah, aku telah diutus/diperintahkan, dan akulah yang pertama beriman]".
(Lihat: Tazkirah, Bhs.Urdu, Al-Syirkatul Islamiyah, Rabwah, 1969,h.44;
Rohani Khazain jld.1,h.265)
Semenjak awal tahun 1883 sudah
banyak orang yang mengutarakan keinginan mereka untuk bai'at di tangan beliau.
Namun beliau belum dapat menerimanya sebab belum ada petunjuk dari Allah Ta'ala.
Akhirnya setelah ada petunjuk dari
Allah Ta'ala pada bulan Februari atau Maret 1888, maka pada akhir tahun 1888
beliau menyebarkan selebaran undangan untuk bai'at, yang beliau tujukan kepada
para pencahari kebenaran.
Dan pengambilan bai'at yang pertama
berlangsung di Ludhiana pada tanggal 23 Maret 1889. Pada bai'at pertama ini
sebanyak 40 orang menyatakan ikrar bai'at mereka di tangan Hz.Mirza Ghulam Ahmad.
Inilah yang dinyatakan sebagai peletakan fondasi pertama dari Jemaat Ahmadiyah
(Life of Ahmad, A.R.Dard, Tabshir Publication, 1948,vol.1,h.139-140,
151-159)
Sebaliknya, Barahiin Ahmadiyyah
telah membangkitkan reaksi keras dari kalangan non-Islam, terutama Hindu Arya
Samaj, yang kemudian diikuti oleh kelompok Kristen. Hz.Mirza Ghulam Ahmad mulai
menghadapi mereka langsung dengan mengadakan perdebatan-perdebatan.
Yang pertama berlangsung adalah
perdebatan beliau dengan seorang guru dan anggota Arya Samaj, Lala Murli Dhar,
pada bulan Maret 1886 di Hosyiarpur. Dhar menyerang pendapat Islam berkenaan
dengan mukjizat Syaqqul-Qamar, sedangkan Hz.Mirza Ghulam Ahmad mengecam
akidah Arya Samaj yang menyatakan bahwa ruh tidak diciptakan oleh Tuhan melainkan
telah ada dari sejak awal. (Lihat: Surmah Chasm Arya & Rohani
Khazain jld.2,h.49-308; Arya Dharm: Hindu consciousness in 19th century
Punjab, Kenneth W.Jones, Univercity of California Press, Berkeley and Los
Angeles, 1976; Prophecy Continuous, Yohanan Friedmann, University of
California Press, 1989,p.4-5)
Kemudian pada tahun 1886 itu juga
Pandit Lekh Ram dari Arya Samaj menyerang Hz.Mirza Ghulam Ahmad. Ia menerbitkan
buku dan selebaran-selebaran yang mencaci maki Rasulullah saw. dan Islam serta
menghina diri Hz.Mirza Ghulam Ahmad as.. Terjadi polemik keras antara keduanya.
Pandit Lekh Ram mengalami kematian yang tragis dan misterius pada tahun 1897
setelah adanya nubuatan-nubuatan dari Hz.Mirza Ghulam Ahmad.
Pada akhir tahun 1890 Hz.Mirza
Ghulam Ahmad menerima wahyu yang menyatakan bahwa Nabi Isa as. telah wafat dan
Almasih yang dijanjikan kedatangannya di akhir zaman itu beliau lah orangnya.
(Yakni: "Masih Ibnu Maryam Rasulullah faot hocuka he, aor uske rangg
me ho kar wa'dah ke muwafiq tu aya he -- [Masih ibnu Maryam rasul Allah,
telah wafat. Sesuai dengan janji, engkau datang dengan menyandang warnanya."
(Lihat: Tazkirah, Bhs.Urdu, Al-Syirkatul Islamiyah, Rabwah, 1969,h,183;
Izalah Auham, Mirza Ghulam Ahmad,jld.2,h.561-562; Rohani Khazain,
Add.Nazir Ishaat, London, jld.3,h.402)
Dan pada awal tahun 1891 beliau
menda'wakan diri beliau sebagai Almasih yang dijanjikan atau Masih Mau'ud, dan
juga sebagai Imam Mahdi. (Da'watul Amir, Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad,
terj.Bhs.Indonesia, Jemaat Ahmadiyah Indonesia, 1989, hal.xii)
Semenjak itu gelombang penentengan
semakin marak. Yakni dari kalangan umat Islam sendiri dan juga dari kalangan
Kristen. Semenjak itu banyak terjadi perdebatan-perdebatan seputar hidup matinya
Nabi Isa. Beberapa perdebatan penting antaranya adalah sbb..
Dari kalangan umat Islam yang menentang
justru bekas sahabat beliau yang memberikan dukungan sepenuhnya terhadap karya
beliau Barahiin Ahmadiyyah, yaitu Muhammad Hussein Batalwi, seorang tokoh
Ahli Hadis terkemuka di India pada masa itu. Sebab Muhammad Hussein Batalwi
berakidah bahwasanya Nabi Isa as. masih hidup di langit dan akan turun ke bumi.
Perdebatan ini berlangsung di Ludhiana pada bulan Juli 1891.
Kemudian masih mengenai Nabi Isa,
berlangsung perdebatan di Delhi pada bulan Oktober 1891 antara Hz.Mirza Ghulam
Ahmad as. dengan Muhammad Nazir Hussein dan Abu Muhammad Abdul Haq.
Dari kalangan Kristen yang tampil
adalah Henry Martin Clark, seorang tokoh Kristen yang mendirikan missi kesehatan
dari Church Missionary Society di Amritsar pada tahun 1892. Pada bulan April
1893 Hz.Mirza Ghulam Ahmad as. menerima tantangannya untuk mengadakan perdebatan.
Perdebatan itu sendiri berlangsung selama 15 hari pada bulan Mei 1893. Dalam
perdebatan tsb. Clark dibantu oleh Abdullah Atham, seorang tokoh Kristen yang
berasal dari Islam. Inti perdebatan adalah tentang ketuhanan Jesus.
Pada tahun 1891 Hz.Mirza Ghulam
Ahmad menulis buku Izalah Auham dimana beliau memaparkan sebanyak 30
dalil Al-Quran berkenaan dengan telah wafatnya Nabi Isa as..
Pada tahun 1898 diperoleh informasi
bahwasanya kuburuan Nabi Isa ada di Srinagar, Kashmir, India. Hz.Mirza Ghulam
Ahmad mengirimkan expedisi untuk menyelidiki hal itu. Dan pada tahun 1899 beliau
menulis buku Masih Hindustan Me (Almasih di India). Di dalam buku ini
beliau memaparkan kesaksian-kesaksian Bible bahwa Nabi Isa itu tidak mati di
tiang salib, melainkan selamat dari kematian di tiang salib yang terkutuk itu.
Dan dari bukti-bukti sejarah Hz.Mirza Ghulam Ahmad memaparkan bahwasanya setelah
peristiwa penyaliban itu Nabi Isa pergi mencari domba-domba Bani Israil yang
hilang ke kawasan Asia tengah. Mulai dari Syiria, Iraq, Iran, Afghanistan,
sampai ke India. Dan akhirnya wafat dan dikebumikan di Srinagar, Kashmir, India.
Pada tahun 1901 Hz.Mirza Ghulam
Ahmad memperjelas penda'waan beliau sebagai nabi zilli (bayangan) dan
ummati (selaku umat Nabi Muahammad saw.) yang merupakan berkat mengikuti
dan mematuhi sepenuhnya Syariat dan Sunnah Rasulullah saw.. (Lihat: Da'watul
Amir, Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad, terj.Bhs.Indonesia, Jemaat Ahmadiyah
Indonesia, 1989, hal.xiii)
Disamping beliau menghadapi polemik-polemik
tsb. dengan berbagai kalangan tokoh agama, Hz.Mirza Ghulam Ahmad as. sangat
giat menulis buku-buku. Tercatat sebanyak 88 judul buku yang beliau tulis di
dalam beberapa bahasa, antara lain Bhs.Urdu, Arab, dan Farsi. Kumpulan karya
tulis beliau ini kini diterbitkan dalam satu set dengan nama Rohani Khazain
yang terdiri dari 23 volume.
Selain itu Hz.Mirza Ghulam Ahmad
as. di masa hidup beliau juga menerbitkan media-media massa untuk menyebar-luaskan
misi pertablighan Islam. Mingguan Al-Hakam (Urdu) mulai terbit sejak
tahun 1897. Kemudian Al-Badr mulai terbit sejak tahun 1902, juga dalam
Bhs.Urdu. Sedangkan The Review of Religions dalam Bhs.Inggris mulai terbit
pada tahun 1902.
Pada tahun 1905, berdasarkan petunjuk
Allah Ta'ala, Hz.Mirza Ghulam Ahmad mencanangkan suatu gerakan yang dinamakan
Al-Wasiyyat. Yakni suatu gerakan pengorbanan harta dalam bentuk wasiyat, untuk
memajukan dan menyebar-luaskan Islam ke seluruh dunia. Beliau membentuk sebuah
badan utama yang dinamakan Sadr Anjuman. Yaitu yang akan mengelola segala
permasalahan sekular missi tsb.. Dan beliau mewasiatkan tentang akan adanya
silsilah khilafat yang akan menggantikan beliau dan akan memimpin missi
tsb..
Dan Hz.Mirza Ghulam Ahmad as. wafat
di Lahore pada tanggal 26 Mei 1908. Jenazah beliau dibawa ke Qadian dan dikebumikan
disana.
Setelah Hz.Mirza Ghulam Ahmad as.
wafat, beliau digantikan oleh Khalifatul Masih I, yaitu Hz.Mlv.Hafiz Hakim Nuruddin
ra.. Pertablighan Islam dan pengembangan missi Ahmadiyah ke Eropa sudah dimulai
pada masa beliau ini.
Khalifatul Masih I wafat pada tahun
1914 dan digantikan oleh Khalifatul Masih II, yaitu Hz.Mirza Bashiruddin Mahmud
Ahmad ra.. Pertablighan Islam dan pengembangan missi Ahmadiyah ke seluruh dunia
lebih terorganisir. Pengorganisiran itu beliau wujudkan pada tahun 1935 dalam
bentuk suatu gerakan yang dikenal dengan nama Tahrik Jadid (Gerakan Baru).
Di dalam gerakan ini beliau menghimpun dana sukarela dari para anggota dan mengumpulkan
tenaga-tenaga sukarela yang mewakafkan diri mereka untuk pengembangan Islam
ke seluruh dunia. Pada masa Khalifatul Masih II ini Jemaat Ahmadiyah telah berkembang
di Asia, Eropa, Afrika dan Amerika.
Setelah memimpin selama lebih-kurang
50 tahun, Khalifatul Masih II wafat pada tahun 1965 dan digantikan oleh Khalifatul
Masih III, yaitu Hz.Mirza Nasir Ahmad. Beliau wafat pada tahun 1982 dan digantikan
oleh Hz.Mirza Tahir Ahmad sebagai Khalifatul Masih IV yang memimpin Jemaat Ahmadiyah
di seluruh dunia pada saat sekarang ini.
Kini Jemaat Ahmadiyah telah tersebar
di lebih dari 140 negara di dunia. Program-program penyebaran Islam ke seluruh
dunia dan pengkhidmatan kepada umat manusia dalam bentuk penghimbauan kepada
Allah Ta'ala (Da'wah Ilallah), dijadikan sebagai prioritas utama. Misalnya
pengiriman muballigh-muballigh ke manca-negara; penerjemahan Al-Quran dan tafsirnya
ke dalam berbagai bahasa (target:100 bahasa dunia). Pembangunan mesjid-mesjid
dan sarana-sarana lainnya. Pengembangan literatur-literatur yang menyinggung
berbagai aspek. Pengembangan sarana dakwah Islam melalui satelit dalam program
MTA (Muslim Television Ahmadiyya) dsb..
Missi Jemaat Ahmadiyah pertama
kali masuk ke Indonesia pada tahun 1925. Latar-belakangnya adalah sikap keingin-tahuan
beberapa pemuda Indonesia yang berasal dari pesantren/madrasah Thawalib, Padang
Panjang, Sumatra Barat.
Thawalib yang beraliran modern,
berbeda dengan institusi-institusi Islam ortodox pada masa itu. Misalnya, para
santrinya tidak hanya mendalami Bhs.Arab maupun Arab Melayu tetapi juga sudah
diperkenankan membaca tulisan Latin.
Beberapa santrinya membaca di dalam
sebuah surat-kabar tentang orang Inggris yang masuk Islam di London melalui
seorang da'i Islam berasal dari India, Khwaja Kamaluddin. Hal ini sangat menarik
perhatian mereka. Dan inilah yang mendorong beberapa santri tsb. untuk mencari
tokoh itu. Zaini Dahlan, Abu Bakar Ayyub, dan Ahmad Nuruddin adalah tiga orang
santri Thawalib yang berangkat untuk tujuan tsb.. Mereka sampai di Lahore (masa
itu masih India, kini masuk wilayah Pakistan) pada tahun 1923.
Dari Lahore mereka lebih dalam
masuk ke Qadian dan berdialog dengan pimpinan Jemaat Ahmadiyah pada saat itu,
Khalifatul Masih II ra.. Dan akhirnya mereka bai'at dan belajar di Qadian mendalami
Ahmadiyah.
Atas permohonan mereka kepada Khalifatul
Masih II, maka dikirimlah utusan pertama Jemaat Ahmadiyah ke Indonesia pada
tahun 1925. Yaitu Hz.Mlv.Rahmat Ali ra..
Pertama-tama beliau masuk dari
Aceh ke Tapaktuan. Tahun 1926 beliau menuju Padang. Dan tahun 1929 Jemaat Ahmadiyah
sudah berdiri di Padang. Pada tahun 1930 beliau menuju Batavia/Jakarta, dan
tahun 1932 Jemaat Ahmadiyah telah berdiri di Batavia/Jakarta. Mulai dari itu
banyak jemaat/cabang-cabangnya berdiri di Jawa Barat dan kawasan-kawasan lainnya.
Saat ini Jemaat Ahmadiyah Indonesia dengan 181 jemaat-lokalnya (cabang) telah
berdiri di seluruh provinsi di Indonesia.
Pusat Jemaat Ahmadiyah Indonesia
sejak tahun 1935 berada di Jakarta. Dan pada tahun 1987 pindah ke Parung, Bogor.
Penyusun: MI & Ir.Syarif Ahmad Lubis MSc
Revisi: 1994
[Kembali
ke main homepage]