73_Aliran Akhir Zaman

73_Aliran Akhir Zaman

Rabu, 20 Januari 2016

Benarkah Islam Akan Terbagi Menjadi 73 Aliran ?


Tanya : “Apakah Islam itu terbagi atas berbagai macam aliran? Katanya nanti di akhir zaman Islam akan terbagi atas 73 aliran agama, apa benar? Kalau misalnya ada berbagai macam agama, aliran agama apa yang akan atau yang diridhoi oleh Allah ? – (Hanny Nurseha)

Jawaban :
Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.
Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillah, washshalatu wassalamu ‘ala Rasulillah, Waba’du.
Rasulullah saw memang pernah bersabda bahwa umatnya akan terpecah jadi 73 golongan semuanya masuk neraka kecuali satu yaitu ahlu shunnah wal jama’ah. Hadits itu memang benar adanya dan shahih. Namun Rasulullah SAW tidak pernah menyebutkan identitas dan nama-nama ke-72 golongan yang beliau sebutkan itu. Beliau hanya menyebutkan kriteria atau sifat-sifat satu golongan yang selamat yaitu mereka yang berpegang teguh pada sunnahnya (manhajnya)dan sunnah (manhaj) para pengikutnya. Sehingga memang masih tersisa pertanyaan buat kita, siapakah atau kelompok manakah yang dimaksud oleh Rasulullah SAW itu ?
Namun sebagai pengantar latar belakang sejarah, usia umat Islam ini sudah mencapai 1400an tahun dan hingga hari ini Islam dipeluk oleh tidak kurang 1,5 milyar manusia. Bila kita telusuri sejarah, maka jumlah kelompok, organisasi, jamaah, paham, mazhab, aliran dan apapun jenisnya sungguh sangat banyak, tidak terbatas pada angka 73 saja. Lagi pula tidak ada penjelasan lebih lanjut apakah yang di maksud oleh beliau sebagai ‘firqah’ yang jumlahnya 73 itu bentuknya jamaah, organisasi, paham, aliran, kelompok, tanzim, atau mazhab?. Sedangkan satu firqah yg oleh beliau dikatakan sebagai satu-satunya yang selamat yaitu ahlus-sunnah wal jamaah’ dalam konteks pemahaman yang disepakati adalah sebuah pemahaman aqidah/tauhid. Bukan mazhab fiqih, bukan nama organisasi, bukan nama kelompok, bukan nama jamaah atau lainnya. Namun bila kita telusuri paham aqidah di luar ahlus-sunnah wal jamaah, kita mendapati bahwa paham-paham itu jumlahnya jauh melebihi angka 72 buah, apalagi bila dihitung sejak zaman nabi hingga hari ini di mana umat Islam telah tersebar luas dari Maroko sampai Merauke, maka jumlahnya mencapai jutaan bahkan puluhan juta paham/aliran.
Karena itu dari pada mengurusi atau mencari-cari siapakah yang dimaksud 72 firqah yang sesat itu, lebih baik kita berkonsentrasi agar kita bisa dimasukkan dalam kriteria satu firqah yang selamat yaitu Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Caranya dengan mempelajari sunnah beliau SAW dari segala sisi dan aspek kehidupan seperti aqidah, syariah, akhlaq, sosial, politik, hukum, ekonomi dan lain-lainnya. Juga tidak lupa kita mengikuti pula apa yang telah disunnahkan oleh para khalifah beliau dan para ulama yang mewarisi kenabian. Dan selama Rasulullah SAW tidak memerintahkan kita untuk menelusuri ke-72 firqah itu, buat apa capek-capek dan bersibuk-sibuk mencari ‘kambing hitam’. Toh bila kita ‘menunjuk hidung’ kelompok tertentu, belum tentu mereka mau menerimannya. Kalaupun ketika kita mempelajari suatu aliran atau jamaah lalu kita mendapati ada hal-hal yang tidak sesuai dengan sunnah Nabi, bukan berarti kita boleh terburu-buru memasukkannya ke dalam kelompok 72 firqah yang sesat. Yang lebih baik justru kita melakukan ta’lim, pelurusan, penyesuaian dengan cara yang terbaik, terbuka, rendah hati dan dengan niat yang bersih hanya mencari ridha Allah.
Wallahu a’lam bishshawab. Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.
“Seorang muslim adalah saudara muslim (yang lain), ia tidak akan mendzolimi dan tidak akan menyerahkan (kepada orang yang mendzolimi dan menghinakannya). Barangsiapa menunaikan kebutuhan saudaranya, niscaya Allah akan menunaikan kebutuhannya. Dan barangsiapa menyelamatkan seorang muslim dari bencana, niscaya Allah akan menyelamatkan dari bencana pada hari kiamat. Dan barangsiapa menutup aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat”.
(HR.Al Bhukori 5/70-71 dan Muslim no.2580)
note : artikel di atas telah dimuat dalam Labbaik, edisi : 028/th.03/DzulHijjah-Muharram 1428H/2007M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar