73_Aliran Akhir Zaman

73_Aliran Akhir Zaman

Senin, 18 Januari 2016

Menelisik Tujuan AS Bentuk Milisi Islam Radikal

Setiap individu atau kelompok yang hanya mengakui berprinsip Islam tidak dapat menjadi wakil Islam dan muslim." Ini merupakan sepenggal statemen Sekjen Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Ekmeleddin Ihsanoglu saat mereaksi aksi Front al-Nusra di Suriah. Al-Nusra baru-baru ini dicantumkan Amerika Serikat ke list kelompok teroris.
Ihsanoglu sebagai sekjen organisasi internasional muslim terbesar dunia menyebut Islam sebagai agama toleransi dan menekankan bahwa OKI mengutuk setiap aksi kekerasan dan terorisme yang mengatasnamakan Islam.
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat baru-baru ini mencantumkan kelompok radikal al-Nusra ke list teroris di samping kelompok teroris lainnya yang menjadi pelaku aksi-aksi teroris di Suriah dan pembantaian warga tak berdosa. Namun demikian AS mengecualikan kelompok teroris lainnya yang aktif di Suriah dan hanya menyebut al-Nusra sebagai kelompok teroris.
Keputusan ini ditandatangani Menlu Hillary Clinton dan berdasarkan keputusan tersebut, segala bentuk hubungan dan transaksi keuangan dengan milisi ini dilarang dan AS langsung membekukan segala akses kelompok ini. Langkah Amerika ini dapat dicermati dari dua sisi, dari sisi tujuan jangka pendek dan panjang Washington.
Pertama, setalah beberapa bulan mendukung kelompok teroris yang gemar membantai wanita dan anak-anak, serta merusak stabilitas di Suriah, kini seiring dengan meluasnya radius kejahatan milisi ini pemerintah Amerika memakai jubah kemanusiaan datang sebagai pahlawan. Dengan klaim membela para korban kejahatan Front al-Nusra, pemerintah AS mencantumkan milisi ini ke list hitam teroris dunia guna membersihkan kubu anti Damaskus lainnya yang tengah berusaha menggulingkan Bashar al-Assad dari tudingan sebagai kelompok teroris.
Namun demikian AS memiliki tujuan jangka panjang dan lebih umum dari isu Suriah. Tujuan tersebut berkaitan dengan pembentukan matarantai milisi bersenjata dengan nama Islam di berbagai negara dunia yang mengancam ketenangan hidup rakyat dengan cara yang paling sadis dan tak berperikemanusiaan mereka.
Identitas kelompok ini di berbagai negara dunia seperti Afrika dan Timur Tengah tertampung dalam milisi al-Qaeda yang selama ini gencar menebarkan pemikiran radikalisme dan takfiri serta melakukan aksi-aksi brutalnya melalui bom rakitan dan aksi terorisme lainnya. Milisi ini telah menjadi momok yang menakutkan dan mengincar nyawa warga tak berdosa bahkan anak-anak dan perempuan pun tak luput dari kekejaman mereka.
Kini dengan terbongkarnya proses pembentukan al-Qaeda, isu keterkaitan milisi ini dengan petinggi Barat khususnya Dinas Rahasia AS (CIA) semakin transparan. Milisi ini dibentuk sebagai alat AS merusak stabilitas dan keamanan negara-negara di Timur Tengah. Lebih jauh lagi, al-Qaeda dibentuk untuk merusak citra Israel serta mempersiapkan penjajahan AS di Afghanistan dan Irak serta kehadiran tanpa batas Washington di kawasan.
Latar belakang hitam milisi bersenjata seperti Boko Haram di Nigeria, Front al-Nusra di Suriah dan berbagai milisi tak bernama lainnya di Irak, Pakistan, Indonesia serta Mali menunjukkan hubungan mereka dengan al-Qaeda. Kelompok-kelompok ini di luarnya sepertinya meneriakkan slogan Islam, namun tingkah laku mereka sangat jauh dari ajaran Islam. Mereka gemar membunuh dan mengobarkan aksi kekerasan.
Yang pasti, kelompok-kelompok menyimpang ini lebih banyak mengabdi dan bekerja demi kepentingan Barat serta Amerika Serikat ketimbang memperjuangkan ajaran Islam seperti jihad. Kelompok sesat ini telah mencoreng wajah Islam yang santun dan penyayang. Sekali lagi kelompok teroris ini memainkan peran vital dalam skenario Islamphobia yang dilancarkan Barat. (IRIB Indonesia/MF)
Baca juga :

Mengapa Amerika Cantumkan Milisi Al-Nusra di List Kelompok Teroris? 
Bom Hantam Bus Peziarah Iran, Puluhan Tewas dan Terluka 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar