Disebut sebagai muslim berpengaruh dunia versi The Royal Islamic Strategic Studies Centre (RISSC),
pengasuh Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Ustad Abubakar Ba’asyir
justru merasa dirugikan. Pasalnya, pencatutan dirinya itu lantaran
sebagai tokoh Islam radikal.
“Dimasukkanya saya sebagai tokoh muslim radikal berpengaruh dunia, merupakan salah satu cara pembunuhan karakter (character assassination),” ujarnya kepada www.hidayatullah.com.
Mantan Amir Majelis Mujahidin (MMI) ini menjelaskan dengan mengatakan Islam garis keras yang disandarkan pada dirinya hanya karena citra yang sudah diberikan oleh Amerika dan sekutunya. Padahal menurutnya, dia tidaklah seperti itu.
Sepengetahuan dia, dalam buku The 500 Most Influential Muslims in The World itu penulis membagi dua tokoh Islam, moderat dan radikal. Tokoh Iislam moderat sebagaimana dimaksudkan Amerika adalah tokoh Islam yang tidak setuju syariat islam diberlakukan. Mereka juga tidak setuju jika perjuangan adalah jihad. Sedang tokoh Islam radikal adalah golongan yang berpegang teguh pada Al-Quran dan Sunnah dan berusaha menegakkan syariat Islam.
“Tokoh inilah yang oleh Amerika dinamakan garis keras,” tegasnya. “Dan karena saya ingin syariat Islam diberlakukan, maka saya dinamakan tokoh garis keras,” imbuhnya.
Mengenai penokohan itu terlepas radikal maupun moderat, menurutnya, dirinya tak layak ditokohkan.
“Saya ini nggak pantes dijadikan tokoh, apalagi sekaliber dunia,” ungkapnya. Namun lagi-lagi, menurutnya, Amerika memiliki kebiasaan membesarkan namanya di mata dunia sebagai cara pembunuhan carakter seperti itu.
Sebagaimana diketahui, dalam buku The 500 Most Influential Muslims in The World yang diterbitkan oleh The Royal Islamic Strategic Studies Centre (RISSC), terdapat delapan nama tokoh Indonesia yang masuk kategori muslim paling berpengaruh.
Diaantaranya Ketua Umum PBNU, Hasyim Muzadi, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsudin, Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), dan Abubakar Ba’asyir. Hasyim Muzadi disebutkan sebagai pemimpin NU, organisasi muslim di Indonesia dan salah satu organisasi Islam paling berpengaruh di dunia.
Sementara itu, Din Syamsudin disebutkan sebagai pemimpin organisasi sosio-religius terbesar kedua di Indonesia, Muhammadiyah, dan wakil ketua MUI.
Ia disebutkan sebagai tokoh yang sering melawan pluralisme agama serta tokoh yang membawa Muhammadiyah ke dalam jalur yang lebih konservatif dengan penegasan pada ijtihad dan hadits. Ia juga disebutkan sebagai seorang reformis.
Sementara itu, dalam kategori wanita, terdapat empat tokoh wanita Indonesia termasuk tokoh liberal Siti Musdah Mulia. Sementara nama Abubakar Ba'asyir dimasukkan tokoh radikal. (ans/hdyt)
“Dimasukkanya saya sebagai tokoh muslim radikal berpengaruh dunia, merupakan salah satu cara pembunuhan karakter (character assassination),” ujarnya kepada www.hidayatullah.com.
Mantan Amir Majelis Mujahidin (MMI) ini menjelaskan dengan mengatakan Islam garis keras yang disandarkan pada dirinya hanya karena citra yang sudah diberikan oleh Amerika dan sekutunya. Padahal menurutnya, dia tidaklah seperti itu.
Sepengetahuan dia, dalam buku The 500 Most Influential Muslims in The World itu penulis membagi dua tokoh Islam, moderat dan radikal. Tokoh Iislam moderat sebagaimana dimaksudkan Amerika adalah tokoh Islam yang tidak setuju syariat islam diberlakukan. Mereka juga tidak setuju jika perjuangan adalah jihad. Sedang tokoh Islam radikal adalah golongan yang berpegang teguh pada Al-Quran dan Sunnah dan berusaha menegakkan syariat Islam.
“Tokoh inilah yang oleh Amerika dinamakan garis keras,” tegasnya. “Dan karena saya ingin syariat Islam diberlakukan, maka saya dinamakan tokoh garis keras,” imbuhnya.
Mengenai penokohan itu terlepas radikal maupun moderat, menurutnya, dirinya tak layak ditokohkan.
“Saya ini nggak pantes dijadikan tokoh, apalagi sekaliber dunia,” ungkapnya. Namun lagi-lagi, menurutnya, Amerika memiliki kebiasaan membesarkan namanya di mata dunia sebagai cara pembunuhan carakter seperti itu.
Sebagaimana diketahui, dalam buku The 500 Most Influential Muslims in The World yang diterbitkan oleh The Royal Islamic Strategic Studies Centre (RISSC), terdapat delapan nama tokoh Indonesia yang masuk kategori muslim paling berpengaruh.
Diaantaranya Ketua Umum PBNU, Hasyim Muzadi, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsudin, Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), dan Abubakar Ba’asyir. Hasyim Muzadi disebutkan sebagai pemimpin NU, organisasi muslim di Indonesia dan salah satu organisasi Islam paling berpengaruh di dunia.
Sementara itu, Din Syamsudin disebutkan sebagai pemimpin organisasi sosio-religius terbesar kedua di Indonesia, Muhammadiyah, dan wakil ketua MUI.
Ia disebutkan sebagai tokoh yang sering melawan pluralisme agama serta tokoh yang membawa Muhammadiyah ke dalam jalur yang lebih konservatif dengan penegasan pada ijtihad dan hadits. Ia juga disebutkan sebagai seorang reformis.
Sementara itu, dalam kategori wanita, terdapat empat tokoh wanita Indonesia termasuk tokoh liberal Siti Musdah Mulia. Sementara nama Abubakar Ba'asyir dimasukkan tokoh radikal. (ans/hdyt)
Tulisan Terkait lainnya:
Ust Abu
- Jangan terjebak Jebakan Demokrasi
- Ustadz Ba’asyir Nasehati Said Aqil: Jangan Jadi Ulama Setan!
- Ustadz Ba'asyir: Dibalik Fitnah Ansyaad Mbai "No Terrorism No Dollar"
- Ustadz Ba'asyir Serukan Jihad ke Myanmar bela Muslim Rohingya
- Ba'asyir: Islam Harus Diamalkan Secara Murni dan Kaffah dalam Bingkai Khilafah
- Ustadz Abu Bakar Ba'asyir: 'Tegaknya Daulah Islamiyyah adalah tugas besar pemuda Islam '
- Ustd. Abu Bakar Ba’asyir Sampai Tidak Diizinkan Sholat oleh Densus
- Vonis 15 Tahun Ustadz Abu Bakar Ba’asyir atas Tekanan CIA
- Ustadz Ba'asyir ingin LP di Nusa Kambangan jadi Pesantren
- Serukan Lawan Kezaliman Densus 88, Ustadz Ba’asyir Dipindah Mendadak
berita
- Foto Pernikahan Homo Di Bali, Indonesia Meluncur Menuju Kebinasaan!
- 13 Alasan Manuel Adebayor Bersyahadat dan Tinggalkan Kristen
- Ulil Abshar Abdala : Meskipun Liberal, Saya Tetap Menunaikan Sholat
- Pengungsi Suriah Jualan Pulpen Sambil Gendong Putrinya Ramai Dibicarakan di Sosmed
- Paranoid, Siswa Muslim Diborgol Di Sekolah, Disangka Membuat Bom
- Melihat Foto Pasangan Sejenis Menikah, Gubernur Bali Naik Pitam
- Astaghfirullah, Beredar Jilbab Bermotif Wanita Tanpa Busana
- Kisah Sedih Icha, Mahasiswi yang Meninggal Dunia Beberapa Jam Usai Diwisuda
- Sempat Atheis, Inilah Kisah Ratna Galih
- Bungkamnya Media Nasional atas aksi unjuk rasa Mahasiswa di Istana Negara, Pertanda apa?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar