Aliran atau ajaran sesat kembali mengusik masyarakat seperti tak ada
habis-habisnya. Fenomena penyimpangan aqidah ini terus berulang dan
sepertinya akan terus terjadi seiring berkembangnya tantangan zaman.
Kasus yang terakhr adalah dugaan penyimpangan yang dilakukan ormas
Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Gafatar diduga menyebarkan aliran
sesat dan terkait dengan kasus menghilangnya beberapa orang secara
misterius. Selain Gafatar, sebelumnya juga ada beberapa aliran sesat
yang membuat masyarakat resah. Berikut ini adalah beberapa aliran
sesat yang patut diwaspadai kemunculannya kembali.
1. Salamullah (Lia Eden)
Aliran Salamullah adalah ciptaan seorang perempuan bernama Lia
Aminudin alias Lia Eden. Aliran ini mulai disebarkan Lia pada tahun
1997. Aliran sesat ini berpandangan bahwa semua agama itu benar. Lia
mengaku dirinya sebagai reinkarnasi Bunda Maria dan mendapat wahyu dari
malaikat Jibril.
Pada 18 Agustus 1998, Lia memaklumatkan diri dibaiat Jibril sebagai
Imam Mahdi. Diumumkan pula bahwa anaknya, Ahmad Mukti, dibaiat sebagai
Nabi Isa. Umat Pengakuan Lia yang kontroversial itu dituangkannya dalam
sebuah buku berjudul Perkenankan Aku Menjelaskan Sebuah Takdir (selanjutnya disingkat PAMST).
Wanita yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga ini memiliki tampilan
khas dengan jubah serba putih. Pengikut aliran ini dikabarkan mencapai
ratusan orang dari berbagai kalangan, mulai cendekiawan hingga pelajar
dan mahasiswa.
Dalam kiprahnya, aliran sesat ini selalu membuat kehebohan. Pada
April 2001, Lia dan Salamullah mengadakan ritual penyucian diri melalui
api. Kepada pengikut setianya, ia mengeluarkan maklumat yang terdengar
aneh: “Syekh menyampaikan perintah Allah untuk menggunduli rambut dan
membakar sekujur tubuh kita.” Syekh adalah sebutan untuk malaikat Jibril
yang diyakini Lia. Ritual penyucian api itu berlangsung 22 April 2001,
di Vila Bukit Zaitun, Megamendung, Puncak, Jawa Barat, tempat aktivitas
jamaah kala itu dipusatkan.
Pemimpin sekte “Kerajaan Tuhan” itu diamankan polisi beserta 20 orang
pengikutnya pada 15 Desember 2008 di kediamannya di Jalan Mahoni,
Bungur, Jakarta Pusat atas tuduhan melakukan penistaan agama.
2. Al-Qiyadah Al-Islamiyah
Ajaran sesat ini mulai disebarkan pada tahun 2000 oleh penggagasnya
Ahmad Musaddeq alias Haji Salam. Aliran ini mulai disebarkan dari
kediaman Musaddeq di Kampung Gunung Sari, Desa Gunung Bunder, Bogor
Letak kesesatan aliran ini diawali dengan pengakuan Musaddeq sebagai
nabi. Ajaran ini memiliki syahadat sendiri. Bila seseorang ingin masuk
dalam ajarannya, harus mengucap syahadat yang mengakui Ahmad Musaddeq
sebagai nabi.
Ajaran tersebut juga tidak mewajibkan salat lima waktu, puasa dan
berhaji sebagaimana umat Islam pada umumnya. Kemunculan aliran ini
sempat membuat geram berbagai ormas Islam.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) pernah meminta pemerintah melarang
keras menyebaran paham atau ajaran tersebut, dan menyeru kepada penegak
hukum melakukan penegakan hukum dengan menangkap para tokoh aliran
tersebut.
Aliran Al-Qiyadah ini selain merekrut orang Islam kalangan ekonomi
menengah ke bawah yang masih awan dengan ajaran Islam, juga berisi para
sarjana yang bertitel sarjana agama, namun sarjana agama belum pasti
berasal dari sarjana Islam. Karena, ketika menyampaikan ajaran agama ada
semacam sinkretisme, jadi dipadukan ajaran kristen dan Islam.
3. Satrio Piningit Weteng Buwono
Aliran Satrio Piningit Weteng Buwono ialah ajaran sesat yang sempat
bikin geger pada 2009 silam. Ajaran yang konon sudah ada sejak tahun
2002 ini dipimpin oleh Agus Imam Solichin alias Agus.
Aliran ini mengajarkan perilaku tak bermoral kepada penganutnya,
seperti praktik perzinahan di mana setiap anggotanya harus bertukar
pasangan setiap malam jum’at. Agus pernah mengaku menjadi Tuhan pada
tahun 2005 sampai 2006 dan mengaku sebagai titisan Bung Karno. Sebelum
ditangkap aparat kepolisian di wilayah Bekasi, Jawa Barat, diketahui
pengikut Agus mencapai 50-an orang.
4. Surga Adn
Ajaran ini pertama kali muncul di daerah Cirebon dengan dipelopori
Ahmad Tantowi. Ahmad Tantowi mengganggap dirinya penjelmaan Tuhan yang
diberi nama Al-Fikr. Paham ini juga memiliki syahadat sendiri yang
berbunyi tiada tuhan selain Al-Fikr dan semua penyebar ajaran Surga Adn
adalah rasul.
Selain itu, ajaran Surga Adn ini tidak mewajibkan salat lima waktu
dan menghalalkan zina. Setiap bulannya, para anggotanya diwajibkan
menyetorkan uang senilai Rp3-4 juta. Jika ada anggota tidak mampu
membayar kewajiban iuran itu, maka anggota tersebut akan dianggap
berutang dan diakumulasi pada bulan berikutnya.
5. Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar)
Aliran yang satu ini sedang menjadi perbincangan hangat setelah
adanya laporan hilangnya beberapa orang secara misteriun. Gafatar
sendiri sebenarnya merupakan organisasi massa. Dalam web site resmi
mereka (dpd.gafatar.or.id) mengklaim dirinya sebagai organisasi
berlambang matahari terbit yang dibentuk pada 2012 dengan 14 Dewan
Pimpinan Daerah (DPD). Organisasi ini telah berkembang menjadi 34 DPD
dalam satu tahun sepak terjangnya.
Namun Gafatar diyakini melakukan penyimpangan. Hal itu dibuktikan
saat pemerintah melarang organsasi tersebut dengan menerbitkan surat
Ditjen Kesbangpol Kementerian Dalam Negeri RI Nomor 220/3657/D/III/2012
tanggal 20 November 2012. Legalitas Gafatar dipertanyakan karena ormas
ini mendaftarkan diri bergerak di bidang sosial, serta konsen terhadap
isu ketahanan pangan.
Namun Gafatar yang diketuai Mahful T. Tumanurung ini justru
menyimpang dari fungsi awalnya. Ormas ini malah bergerak dalam hal
keagamaan dan merupakan pengganti dari komunitas Millah Abraham, yang
juga penjelmaan dari Al Qiyadah al Islamiyah pimpinan Ahmad Musadeq,
pria yang pernah mengaku dirinya sebagai Nabi.
Kesesatan Gafatar juga bisa dilihat dari kacamata apa yang diajarkan
kepada pengikutnya. Gafatar mengajarkan agar pengikutnya tidak
menjalankan salat lima waktu dan puasa Ramadan. Organisasi ini juga
telah berganti nama menjadi Negara Karunia Tuhan Semesta Alam (NKSA).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar